Tidak sekedar mencatat

Jutaan artikel baru di hasilkan setiap detik di internet. Blog, Medium, Substack, adalah masuk golongan artikel.

Informasi yang ada pada artikel biasanya tidak sepadat dan sepanjang buku, dengan subjek yang sama.

Bila membaca artikel, sangat mudah untuk sekedar menyimpan, dengan maksud akan dibaca ulang nanti. Yang mungkin jarang atau tidak pernah kita lakukan.

Menyimpan atau save artikel, memang sangat mudah dan menggoda. Manusia cenderung memilih hal termudah untuk di lakukan. Menyimpan artikel terasa seperti sebuah pencapain, seolah-olah kita ada progress, tapi sebenarnya tidak.

Hal terbaik yang bisa di lakukan adalah membuat catatan dari artikel yang kita baca, bukan sekedar membaca.

Tapi mencatat juga tidak sekedar menyalin isi artikel begitu saja, atau sekedar mencatat tulisan-tulisan yang menarik.

Masalah utama cara mencatat konvensional, adalah sekedar menuliskan sesuatu apa adanya, tanpa ada makna lebih lanjut.

Kita hanya terjebak sebagai alat rekam saja, tidak mendapatkan apapun, kecuali kembali ke awal, yaitu keinginan untuk mencari hal terpenting saja dari artikel. Bila kita merekam saja, maka catatan yang kita buat hanya merupakan sekumpulan fakta-fakta yang tidak terhubung.

Salah satu metode mencatat yang efektif adalah dengan merubah kalimat-kalimat yang ada pada artikel menjadi kalimat tanya jawab.

Sejak anak-anak, kita sudah terbiasa belajar dengan cara bertanya. Dengan bertanya secara alami kita akan belajar.

Dialog yang tersusun dari pertanyaan dan jawaban merupakan cara efektif untuk mencari hubungan dari masing-masing informasi.

Prinsip utama dari metode ini adalah rasa ingin tahu terhadap subjek yang di sampaikan pada artikel. Rasa ingin tahu menimbulkan rasa ingin mempelajari, tidak seperti sekedar mencatat tanpa pemahaman lebih lanjut.

Contoh, saya menemukan fakta menarik dari artikel yang baru saja saya baca dari medium, tentang Machine Learning untuk mendeteksi skema ponzi.

Dalam mencatat biasa, saya akan mencatat sesuai dengan tulisan

At its core, a Ponzi scheme is about money recycling: you take funds from new investors to pay off earlier ones, while promising everyone sky-high returns

Tapi dalam metode ini, tulisan tersebut saya buat menjadi pertanyaan, saya tulis dalam bahasa indonesia tentu saja.

Apa itu skema ponzi ? skema ponzi adalah cara memutar uang
Bagaimana bekerjanya ? ambil uang dari investor satu untuk membayar investor sebelumnya
Bagaimana mereka tertarik ? semua orang di janjikan keuntungan yang tinggi

Metode ini berfokus pada rasa penasaran, atau rasa ingin tahu untuk menyerap informasi.
Membuat kalimat tanya, memang memerlukan pemikiran yang lebih, tapi itu adalah salah satu cara untuk memahami materi.

Ketika merekonstruksi kalimat menjadi bentuk tanya, akan membuat kita lebih mudah mengingat, dibandingkan hanya sekedar menulis tanpa konteks. Ini sama dengan menuliskan kembali tulisan dalam bahasa kita sendiri, tapi prosesnya justru lebih mudah.

Dalam proses rekonstruksi kalimat menjadi pertanyaan, secara tidak langsung kita melakukan personalisasi materi. Proses ini akan berbeda pada setiap individu. Karena kita akan menangkap dan memahami berbeda pada satu materi yang sama.

Membuat catatan tidak harus rumit, sederhana saja. Dengan membuat pertanyaan-pertanyaan, secara alami kita akan belajar.

Metode ini membuat kalimat yang ada di artikel, atau suatu materi, menjadi sebuah urutan dialog. Dengan dialog yang kita buat, seolah-olah kita bertanya kepada penulis, dan penulis sudah menyediakan jawabannya di artikel yang di tulus.

Kita membuat pertanyaan, penulis menjawabnya.

Proses ini dapat membantu mempermudah proses mengingat dan belajar. Siapapun dapat memanfaatkan cara ini untuk memahami materi yang di pelajari, tidak hanya artikel, tapi juga buku, atau bahkan podcast.