Kopi dark roast

Saya suka sekali datang ke tempat kopi untuk minum kopi.

Selain bekerja juga untuk mencicipi kopi-kopi yang di sediakan

Biasanya saya memesan tubruk atau americano, hot atau ice, sesuai situasi saja. Karena tubruk dan americano, menurut saya adalah kopi yang jujur, apa adanya.

Tidak menyembunyikan rasa dibalik rasa yang lain.

Saya biasa datang ke tempat ngopi lokal, yang bukan kopi gunting atau saset, tapi tempat minum kopi yang agak serius walaupun suasananya santai.

Disitu biasanya saya bisa merasakan, masing-masing tempat ngopi, punya rasa kopi yang bermacam-macam. Biasanya cenderung ringan.

Terlebih kalau mereka punya varian lokal dari daerah tertentu. Biasanya kopinya tidak pekat, warnanya lebih terang, dan punya rasa-rasa segar. Biasanya di dominasi oleh rasa-rasa buah-buahan, kacang, bunga, cengkeh, coklat, atau rasa lain, dan beberapa ada yang berasa mineral tanah.

Biasanya kopi-kopi dari daerah tertentu memiliki karakter berbeda-beda.

Tapi kadang (sering) juga saya datang ke tempat kopi yang punya nama besar. Brand-brand besar yang punya toko seragam dimana-mana.

Yang saya perhatikan, kalau kopi-kopi dengan brand besar, biasanya rasanya sama semua, tidak unik.

Satu toko dengan toko yang lain rasanya sama saja, tidak ada perbedaan.

Ini adalah pengaruh dari cara mereka meroasting biji kopinya.

Warung kopi kecil, biasanya mereka menawarkan rasa berbeda, berlomba-lomba menunjukan keunikan biji kopi mereka, baik yang dibeli langsung, atau di blend sendiri.

Biasanya mereka menggunakan light roast atau medium roast.

Light roast akan mengeluarkan rasa unik, fruity, asam dan mengeluarkan karakter kopi, sedangkan medium roast, akan menghasilkan rasa yang sedikit manis, akibat glukosa dalam kopi, menjadi aktif tapi belum sampai terbakar.

Sedangkan brand kopi besar, mereka menyukai medium dark hingga dark roast, yang punya karakter rasa dominan pahit. Rasa pahit ini berasal dari senyawa kimia yang keluar akibat proses roasting yang lebih lama.

Dark roast, Ini digunakan untuk menjamin keseragaman rasa dari berbagai macam kualitas biji kopi yang di gunakan.

Walaupun sebenarnya antara light, medium dan dark tidak ada perbedaan signifikan untuk jumlah kafein, tapi untuk membangunkan diri saya, saya lebih memilih kopi dengan rasa pahit.

Ketika kopi yang pahit melewati mulut, rasanya kafein lebih kick in, membuat melek.

Kopi adalah sesuatu yang sangat kompleks, banyak faktor yang mempengaruhi rasa, mulai dari pemilihan buah, fermentasi biji, roast, ukuran bubuk, cara menyajikan dan lain sebagainya, tapi buat saya membuat kopi harus sederhana.

Sesederhana ketika bangun tidur, merebus air, menyiram kopi, lalu menikmatinya, tidak perlu rumit.

Beberapa orang yang saya kenal, mereka menghitung biji kopi, menimbang, menggiling, memperhatikan suhu air, dan lain sebagainya.

Tapi semua itu, buat saya hanya ada dua jenis kualitas kopi, kopi yang enak dan kopi lebih enak.