Titik lemah internet

Dulu Google, sebelumya AWS dan barusan saja Cloudflare

Internet lumpuh, manusia panik, banyak aplikasi dan website penting tidak dapat di akses.

Ketika AWS down, internet seperti kembali ke jaman kegelapan. Ketika Cloudflare down, jutaan web tidak dapat di akses. Ketika Google down, internet seperti kehilangan arah.

Terlihat sekali, bahwa internet sangat bergantung kepada segelintir perusahaan. Infrastruktur internet modern, tersentralisasi secara masif kepada beberapa entitas saja.

Tapi ini bukan tanpa di sengaja, ini adalah bagaimana internet modern bekerja, berevolusi secara strategis membangun jaringan internet.

Masalah utamanya adalah segelintir perusahaan berhasil memecahkan masalah fundamental yang dimiliki oleh internet, yaitu skalabilitas, kehandalan dan kemudahan akses.

Mereka membangun infrastruktur yang sangat kompleks dengan skala masif secara global, membuat mereka belum tertandingi untuk masalah performa, efektifitas, biaya dan kelebihan kelebihan lain, yang membuat mereka menjadi pilihan utama dari pelaku pelaku internet. Lebih murah menyewa infrastruktur dibandingkan memiliki sendiri.

Layanan yang dimiliki oleh AWS dan Cloudflare, begitu beragam dan bermacam-macam, dan sangat dibutuhkan oleh perusahaan internet, yang akan menjadi sangat mahal dan sulit jika mereka ingin membangun sendiri.

Membangun data center, dan investasi pada perangkat server, storage, network, security dan bandwidht internet dengan kapasitas besar, sangat mahal dan tidak praktis, jika dibuat sendiri. Cloudflare dan AWS, sudah membangun sejak awal, dengan skala ke ekonomisan yang sangat tinggi, sehingga menyewa layanan mereka adalah pilihan paling murah.

Selain faktor efisiensi biaya, AWS dan Cloudflare menawarkan security yang sangat baik untuk layanan-layanan mereka. Pengawasan aktif 24 jam, deteksi real time, mitigasi keamanan dengan berbagai standard security dengan spesifikasi tertinggi, menjadi kelebihan yang tidak bisa dicapai oleh entitas lain.

Bila perusahaan membangun infrastruktur mereka sendiri, semua masalah yang menimbulkan gangguan akan menjadi tanggung jawab mereka sendiri, dan perusahaan tidak menyukai kondisi ini. Secara bisnis, lebih layak jika resiko tersebut dipindahkan kepada pihak lain, seperti Cloudflare dan AWS.

Bisnis lebih memilih melakukan outsourcing kehandalan, dibandingkan mempertimbangkan faktor resiko.

Semua kelebihan-kelebihan itu bukan tanpa resiko. Cloudflare dan AWS masing-masing menjadi single point of failure. Jika mereka gagal menjalankan tugasnya, sebagian internet akan lumpuh.

Beberapa komunitas internet, ahli keamanan internet, dan pembuat kebijakan, menganggap ini adalah resiko sistemik terbesar yang bisa melumpuhkan internet.

Ketergantungan kepada Cloudflare dan AWS, beresiko membuat internet menjadi sebuah sistem tersentral yang sangat rapuh, dimana kesalahan kecil, dari salah satu entitas akan berpengaruh kepada kondisi internet global secara umum.

Dunia bisnis memilih efisiensi, skalabilitas, dan kehandalan, dan menukarnya dengan resiko single point of failure pada beberapa entitas.