Sebagian besar orang menganggap menulis adalah output, atau produk yang dihasilkan setelah berpikir.
Tapi sebenarnya yang terjadi, menulis adalah sebuah alat untuk berpikir, bukan untuk menunjukan apa yang kita tahu, tapi untuk mencari apa yang kita tidak tahu.
Menulis adalah proses berpikir. Dan ini dilakukan secara fisik, dengan motorik.
Tidak seperti membaca, yang menyerap ide-ide dengan pasif. Menulis membutuhkan usaha lebih. Kita harus bergerak, menulis, mengetik, dan pekerjaan lain.
Itu membuat menulis sangat powerful.
Menulis mengungkapkan apa yang kita pikirkan, bukan sekedar apa yang kita harapkan kita pikirkan.
Sekarang ini dimana sebagian besar orang hanya membaca judul, mengulang ide orang lain, repost, dan outsource pemikiran mereka ke AI, menulis ini membuat semacam latihan mental dan latihan pikiran kita.
Menulis adalah latihan berpikir. Ibarat seperti kita berlatih beban untuk latihan otot.
Setiap draft yang di ulang adalah untuk menjernihkan logika, menajamkan bahasa, melihat titik buta kita.
Dan ini berlaku untuk semua disiplin, mulai sains, bisnis, edukasi, medis, teknologi, dan sebagainya
Jadi jika ingin menajamkan pikiran, berhenti sekedar mengumpulkan buku, tulis tentang apa yang kita baca.
Jika ingin belajar cepat, tulis apa yang kita tidak tahu.
Jika ingin membuat keputusan dengan baik, tulis hingga pikiran kita masuk akal.