Sering jika ingin membuat sesuatu, menulis terutama, yang pertama terlintas adalah pikiran bahwa hal itu sudah terasa sangat jelas, orang lain sudah banyak tahu, dan sudah banyak orang yang membuat hal serupa.
Tidak perlu lagi menulis hal yang sudah sangat jelas, tidak menarik.
Kita terjebak asumsi kita sendiri. Kita berasumsi sudut pandang, pengalaman dan pemikiran orang lain, adalah sudut pandang dan pemikiran kita sendiri.
Itu adalah bias kognitif yang sering kita alami.
Dalam psikologi, itu disebut bias proyeksi, yang membuat kita cenderung berasumsi dan percaya bahwa orang lain berperilaku, berpikir sama dengan kita.
Kita mengabaikan kemungkinan bahwa orang lain mempunyai perilaku, pemikiran, pengalaman, yang berbeda.
Sebuah ide yang terlihat tidak menarik untuk kita, karena kita sudah memahami, belum tentu sudah dipahami dan tidak menarik untuk orang lain.
Sebuah pengetahuan yang menurut kita terlihat sederhana, bisa jadi adalah sesuatu yang rumit untuk orang lain.
Tidak ada hal yang sudah sangat jelas untuk dibagikan, dan dituliskan.
Semua bisa menjadi bahan tulisan, untuk dibaca orang lain.
Bisa jadi, jika ide dan pemikiran itu dibaca orang lain, akan membuat lecutan di kepalanya dan merubah hidup seseorang.
Bisa jadi, akan ada orang yang terinspirasi setelah menemukan, dan membaca blog, artikel atau pemikiran pemikiran yang kita bagikan.
Sesuatu yang kita pelajari atau kuasai bertahun-tahun, sudah pasti akan terasa mudah, tapi mungkin kita lupa, ada lebih banyak yang belum menguasai atau belum tahu.
Seorang koki akan dengan mudah memasak telur dadar, ia sudah melakukan bertahun-tahun, melakukan dengan santai tanpa berpikir, dan terlihat mudah ketika dilihat.
Tapi apakah orang lain bisa melakukan ? belum tentu. Untuk koki, itu adalah hal yang sederhana, untuk orang lain memasak telur dadar adalah hal yang kompleks.
Atau mungkin kita, setiap hari berbicara dengan bahasa Indonesia, terasa sangat mudah, bahkan tanpa berpikir. Tapi bagaimana dengan orang dari negara lain yang sehari-hari berbicara bahasa Inggris ?
Sesuatu yang sudah sangat jelas, untuk kita, belum tentu untuk orang lain.
Setiap orang punya telinga, mata dan pikiran berbeda.
Pengalaman orang lain, berbeda dengan apa yang pernah kita alami.
Sudut pandang orang lain, berbeda dengan apa yang kita lihat.
Kita hanya lupa, bagaimana rasanya tidak mengetahui apa yang sudah kita ketahui.
Jika kita perlu waktu berhari-hari, berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk mempelajari sesuatu, maka pengalaman dan pengetahuan itu menarik untuk di tulis, dan perlu dibagikan.
Jadi tidak ada alasan untuk berbagi pengetahuan, bagikan insight, bagian sudut pandang, bagikan ide, bagikan pemikirian walaupun sudah sangat jelas untuk kita, mungkin berguna untuk orang lain.
Mungkin puluhan atau ratusan tulisan sudah membahas tentang ide dan pemikiran yang sama. Tapi bukan berarti tidak menarik untuk ditulis dan dibahas lagi.
Matahari dan bulan, cuma ada satu masing-masing. Tapi berapa banyak tulisan sastra, artikel, lukisan, foto, filem, atau penelitian yang menggunakan keduanya sebagai subjek atau objek.
Mengatasinya salah satunya adalah tidak usah kuatir tentang menuliskan apa yang kita ketahui, tapi tulis saja apa yang kita suka, apa yang kita tidak suka, apa yang tidak kita kuasai, apa yang bisa membuat lebih baik.
Semuanya hanya tentang merubah sudut pandang saja.
–
Ini adalah catatan saya sendiri, yang saya tulis untuk diri sendiri, untuk mengingatkan dan memotivasi saya untuk menulis dan berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Saya hanya ingin mematikan asumsi saya, mengenai apa yang yang saya tahu, apa yang tidak saya ketahui dan apa yang diketahui dan tidak diketahui oleh orang lain.
Saya ingat quote dari Tupac Shakur,
“I’m not saying I’m gonna change the world, but I guarantee that I will spark the brain that will change the world.”