Membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain, sangat menghabiskan tenaga.
Memproyesikan gambar hidup orang lain yang mungkin terlihat lebih baik, pada diri kita, selalu membuat kita merasa kurang, hampa dan rendah diri.
Mengikatkan diri kepada gambar kehidupan yang diciptakan oleh orang lain, melalui media sosial membuat kita hidup dalam cita-cita semu.
Kita hanya menciptakan ilusi keberhasilan. Seolah olah keberhasilan orang lain adalah keberhasilan kita.
Kadang tanpa sadar, kita merayakan keberhasilan orang lain, sedang kita masih terpuruk.
Pada kenyataannya, setiap orang punya masalahnya masing-masing.
Hidup sebenarnya tidak sesempurna seperti yang terlihat dan digambarkan di media sosial.
Di balik layar foto atau video yang indah, menyimpan masalah, rasa tidak aman, cemas, rasa tidak percaya diri, keraguan, kesakitan, perjuangan.
Apa yang terlihat di media sosial, seharusnya tidak jadi alasan kita mengumpat dan menyesali hidup kita sendiri.
Tidak perlu menyesali diri kalau orang lain lebih kaya, lebih cantik, lbisa berlibur ke tempat eksotis.
Kita sudah diciptakan sempurna sesuai dengan gambaran diri kita sendiri.
Dengan berbagai kelebihan dan kekurangan, itu semua adalah harmoni kesempurnaan.
Terima diri kita apa adanya, tanpa perlu membandingkan.
Sesekali memang kita perlu melihat, tapi sekedar jadi referensi dan refleksi tentang tujuan hidup.
Sesekali kita juga perlu cermin, untuk kembali melihat diri kita sendiri.
Setiap orang punya waktu, jalan, peran dan masalah sendiri.
Tugas kita adalah melewati waktu, menyusuri jalan, melakukan peran, dan menyelesaikan masalah sebaik-baiknya.
Apa yang dibuat untuk kita, akan datang pada waktunya sendiri, tugas kita hanya menempuh perjalanan.
Perjalanan itu adalah spesial dan indah untuk kita, sama seperti perjalanan untuk orang lain.
Perjalanan yang nantinya akan terasa indah, heroik, epik, ketika suatu saat kita sudah sampai pada satu titik, kemudian menceritakannya kembali
Kepada teman, kepada anak cucu.
Cerita yang menarik untuk di bagikan.
Apa jadinya kalau kita menjalani peran tanpa perjuangan, cerita itu tidak lagi menarik, heroik dan epik.
Lakukan peran kita sebaik-baiknya, tanpa perlu membandingkan dengan peran orang lain.