Belajar ketidaksempurnaan

Seth Godin adalah seorang entreprenuer, penulis lebih dari 20 buku, pembicara, pemasar dalam dunia digital.

Dia menulis setiap hari di blognya. Dan saya selalu membacanya.

Saya selalu kagum membaca apa yang di tulis. Hal-hal sederhana yang membuat saya selalu bertanya, bagaimana Seth menemukan ide, mengamati hal-hal tersebut, dan menuliskan.

Seringkali yang ditulis adalah pengalaman-pengalaman sederhana, tidak rumit, tapi berkesan dan menginspirasi.

Saya tidak terlalu mengamati gaya tulisannya, tapi yang selalu membuat saya tidak habis pikir, adalah apa yang di potret oleh Seth dalam tulisannya. Sesuatu yang sering kita temui sehari-hari, yang mungkin juga lihat, dan alami, kita anggap biasa. Tapi di potret oleh Seth, dan di tulis dalam blognya.

Kadang-kadang tulisannya agak panjang, tapi tidak jarang hanya beberapa baris, mungkin tidak lebih 5 baris kalimat. Bahkan ada tulisan yang sangat pendek, yang juga tulisan paling terkenal, hanya 5 kata, 10 kata bila kita hitung sekalian judulnya. “You don’t need more time” isi artikelnya “…you just need to decide.”

Suatu saat dia menulis tentang bersepeda. Seth memotret dari sisi lain.
Bersepeda adalah skill yang sekali di pelajari tidak akan lupa. Karena kita learn by doing. Kita belajar dari kegagalan. Dimulai dari jatuh, bangun lagi, begitu terus di ulang.

Atau suatu saat menulis tentang hal serius, tentang bahaya jebakan NFT. Ya, seth sudah menulis tentang jebakan NFT ini di tahun 2021, bahkan sebelum NFT naik daun di 2022-2023.

Banyak tulisan lain tentang sesuatu yang sederhana, tidak terpikirkan, tapi yang tulisan Seth, selalu memberikan inspirasi-inspirasi kepada pembacanya.

Menurut saya Seth Godin ini jenius.

Dari Seth Godin ini, saya banyak mengambil pelajaran tentang menulis.

Yang paling utama adalah konsistensi. Bisa dilihat dari jumlah tulisannya di blog.

Konsisten. Ini adalah pelajaran utama dari Seth. 10000 blog post adalah buktinya. Post pertamanya ada di tahun 2002, sampai sekarang dengan rata-rata per tahun menulis lebih dari 365 tulisan. Artinya bisa jadi dalam 1 hari Seth menulis dua postingan blog, selama lebih dari 20 tahun, tanpa terlewatkan satu haripun.

Komitmen dan Dedikasi. Beberapa wawancara, Seth mengungkapkan, ia akan mencari inspirasi untuk tulisannya, ia mencari inspirasi dari hal-hal disekitarnya, keadaan di sekelilingnya, cerita-cerita sehari-hari. Kemudian pada saat menulis, ia tidak berkompromi dengan apapun.

Bersahabat dengan ketidak sempurnaan. Seth tidak menunggu tulisannya sempurna. Tidak semua tulisannya bagus, tapi justru itu pelajarannya. Menunggu tulisan sempurna adalah kekeliruan. Menurut Seth, ketakutan terbesar bukan pada menulis, tapi pada menulis yang sempurna. Tidak perlu overthinking, segera posting atau bagikan

Inspirasi tulisan ada di manapun. Mereka hanya menunggu kita menemukan dan menulisnya. Bagi Seth, semua hal adalah persiapan untuk menulis.

Menulis seperti berbicara. Tulisan-tulisan Seth menggunakan bahasa yang sederhana. Tulisannya seperti sedang berbicara. Ini dilakukan Seth untuk mengatasi writers block. Menurut Seth, ia menulis seperti sedang berbicara, karena tidak ada, talkers block. Tidak ada orang yang kehabisan ide sehingga tidak bisa berbicara.

Penjelasan sederhana. Tulisan Seth juga tidak menggurui pembacanya. Ia selalu menulis dengan maksud agar pembacanya mencari tahu maknanya sendiri. Ia ingin pembacanya fill in the blank dari tulisan-tulisannya

Menulis untuk manusia. Seth juga tidak menulis untuk SEO, ia menulis untuk dibaca manusia dan menginsipirasi manusia. Menurut Seth, manusia bukan sekedar sumber daya, manusia mempunyai nilai-nilai, yang tidak bisa di dikte oleh mesin.

Itulah beberapa pelajaran yang saya ambil dari tulisan-tulisan Seth Godin. Seth salah satu yang menginspirasi saya untuk menulis setiap hari, tanpa takut penilaian orang lain.