Belajar lari lagi

Manusia sebagai mahluk bipedal, sudah secara alami untuk menggunakan kaki sebagai salah satu alat transportasi. Kaki membawa manusia dari titik A ke titik B. Salah satu skill dasar yang dipelajari ketika manusia berkembang dari lahir, adalah berdiri dengan seimbang, kemudian menggunakan kaki untuk berjalan, kemudian berlari.

Berlari juga merupakan bagian penting dari tujuan dasar manusia, yaitu untuk bertahan hidup dan ber reproduksi.

Manusia di masa pra sejarah, berlari untuk memburu makanannya, untuk bertahan atau menyerang musuh-musuhnya.

Masalah yang ada di saya, tahun 2011 saya mengalami kecelakaan, jatuh dari ketinggian, dan hasilnya kaki saya patah di dua tempat, tiga kalau di hitung jumlah tulang yang fraktur, semua ada di sisi kiri. Femur, Tibia, Fibula, atau tulang paha, tulang kering, tulang betis.

Saat itu saya harus beristirahat total, selama lebih dari 3 bulan. Kaki kiri saya benar-benar tidak berfungsi, dan saya menemukan otot kaki sebelah kiri mengecil, mungkin hanya kulit yang menempel di tulang saja, volume ototnya sangat minim.

Pada bulan ke empat, hasil foto x-ray menunjukan semua tulang tulang yang patah sudah menyambung kembali dengan baik, dan saya bersyukur, ini termasuk cepat. Menurut Dokter, tulang paha biasanya membutuhkan waktu hingga 1 tahun untuk benar menyambung setelah patah.

Yang ada di pikiran saya saat itu, saya harus belajar berjalan kembali, otot-otot kaki saya harus berfungsi normal. Proses panjang saya lalui dengan belajar menggunakan alat bantu berjalan, mulai walker berkaki empat pada 2 minggu pertama saya belajar, sampai menggunakan kruk, lalu kemudian tanpa alat bantu sama sekali.

Tapi otot kaki saya masih belum pulih. Volumenya masih sangat kecil di bandingkan dengan kaki kanan. Kadang-kadang, masih terasa nyeri di beberapa bagian, dan sering kali bengkak kalau saya memaksa berjalan melebihi kapasitas kemampuannya.

Saya tetap melatih kaki saya dengan cara berjalan setiap hari, dari hanya sekedar keluar ke halaman rumah, ke ujung gang, 500m, 1km, 5km, sampai kira-kira 10km. Saya terus berjalan sampai kaki saya tidak lagi terlalu sering manja, unjuk rasa dan mogok dengan bengkak dan nyeri.

Tepat 1 tahun dari peristiwa jatuh dan kaki patah, kaki saya sudah mampu berjalan 5km – 10km tanpa kesulitan sama sekali. 1 tahun berjalan, otot-otot kaki, tetap belum menunjukan perubahan yang berarti.

Saya memutuskan untuk memaksa kaki saya bekerja lebih berat, yaitu dengan berlari.

Saya paham, otot-otot saya malah akan hancur kalau saya memaksa lari secara drastis, harus bertahap.

Di awal lari, saya tidak mempunyai target jarak, hanya target waktu lama berlari saja. Saya bagi menjadi beberapa bagian bagian kecil.

Tahap pertama target saya adalah lari selama 30 menit, saya bagi menjadi per 5 menitan. 4 Menit berjalan kaki, dan 1 Menit lari, sebanyak 6 set, atau pas 30 menit. Saya lakukan setiap hari kecuali hari Minggu, saya berikan waktu istirahat untuk otot-otot saya.

Minggu berikutnya, saya akan berjalan 3 menit, kemudian lari 2 Menit, sebanyak 6 kali, dengan pola yang sama, istirahat di hari Minggu.

Terus saya ulangi, sampai saya bisa berjalan 1 Menit, berlari 4 Menit.

Setelah tahap ini, saya masih belum merubah target waktu saya yang 30 Menit. Tapi kali ini, hanya membagi menjadi 3 bagian yang masing-masing adalah 10 Menit.

10 menit akan saya bagi menjadi 5 menit berjalan, dan 5 menit berlari, minggu berikutnya 4 Menit berjalan 6 menit lari, sampai akhirnya masuk ke 1 Menit jalan, 9 Menit lari.

Setelah itu, saya masuk target 60 menit. dengan komposisi yang sama 1 Menit Jalan, 9 Menit lari, minggu berikutnya 10 Menit jalan, 10 Menit Lari, sampai akhirnya saya kuat lari non stop selama 30 Menit.

Setelah masuk 30 Menit, target waktu, saya rubah menjadi target jarak, yaitu 5km, 10km, 21km, 42km. Dengan latihan bertahap, 4 tahun setelah kaki saya patah, akhirnya saya ikut event lari ultra marathon 120km.

Ketika sudah masuk target jarak, saya tidak hanya lari di jalan, tapi juga belajar lari di alam, dengan naik gunung dengan berlari, atau sekedar ke hutan.

Metode latihan saya memang membutuhkan waktu lama untuk bisa berlari dari nol. Selain berlatih lari, saya juga berlatih untuk sabar, tidak memaksa fisik saya. Latihan sabar juga merupakan latihan untuk persiapan mental. Sedikit demi sedikit. Butuh waktu 29 minggu atau hampir 8 bulan untuk supaya saya bisa berlari nonstop selama 90 menit.

Ibarat makan, tidak mungkin kita memakan satu piring sekaligus, yang bisa kita lakukan adalah memakan dengan porsi yang kecil-kecil.

Tapi toh saya tidak hendak ikut kompetisi, saya berlari untuk menormalkan kaki saya setelah cedera, dan yang terpenting, saya berlari untuk kesenangan saja..

Saya punya kebiasan untuk mencatat kegiatan, apapun, termasuk berlari ini. Selain untuk mengingat, juga untuk menunjukan kemajuan yang saya capai. Saya mencatat di buku jurnal. Selain itu untuk penunjuk waktu, saya hanya menggunakan jam digital biasa, yang mempunyai timer countdown. Saat itu jam lari yang ber GPS masih menjadi barang langka dan mahal. Tapi sekarang sudah sangat murah, bisa jadi sangat membantu.

Minggu 1, 30 menit, 4 Jalan 1 Lari, 6x
Minggu 2, 30 menit, 3 Jalan 2 Lari, 6x
Minggu 3, 30 menit, 2 Jalan 3 Lari, 6x
Minggu 4, 30 menit, 1 Jalan 4 Lari, 6x
Minggu 5, 30 menit, 5 Jalan 5 Lari, 3x
Minggu 6, 30 menit, 4 Jalan 6 Lari, 3x
Minggu 7, 30 menit, 3 Jalan 7 Lari, 3x
Minggu 8, 30 menit, 2 Jalan 8 Lari, 3x
Minggu 9, 30 menit, 1 Jalan 9 Lari, 3x
Minggu 10, 60 menit, 10 Jalan 10 Lari, 3x
Minggu 11, 60 menit, 8 Jalan 12 Lari, 3x
Minggu 12, 60 menit, 7 Jalan 13 Lari, 3x
Minggu 13, 60 menit, 6 Jalan 14 Lari, 3x
Minggu 14, 60 menit, 5 Jalan 15 Lari, 3x
Minggu 15, 60 menit, 4 Jalan 16 Lari, 3x
Minggu 16, 60 menit, 3 Jalan 17 Lari, 3x
Minggu 17, 60 menit, 2 Jalan 18 Lari, 3x
Minggu 18, 60 menit, 1 Jalan 19 Lari, 3x
Minggu 19, 90 menit, 10 Jalan 20 Lari, 3x
Minggu 20, 90 menit, 9 Jalan 21 Lari, 3x
Minggu 21, 90 menit, 8 Jalan 22 Lari, 3x
Minggu 22, 90 menit, 7 Jalan 23 Lari, 3x
Minggu 23, 90 menit, 6 Jalan 24 Lari, 3x
Minggu 24, 90 menit, 5 Jalan 25 Lari, 3x
Minggu 25, 90 menit, 4 Jalan 26 Lari, 3x
Minggu 26, 90 menit, 3 Jalan 27 Lari, 3x
Minggu 27, 90 menit, 2 Jalan 28 Lari, 3x
Minggu 28, 90 menit, 1 Jalan 29 Lari, 3x
Minggu 29, 90 menit, 90 Lari