Berpikir Bayesian, berpikir alternatif.

Pernah tidak, kita membeli suatu barang, kita memilih merek terkenal, dengan pemikiran bahwa merek tersebut terkenal, maka pasti awet dan bagus, tapi ternyata kemudian ternyata cepat rusak, tidak awet.

Atau kita memilih tempat makan, berdasarkan rating dan pendapat teman atau influencer, dengan harapan makanannya enak, pelayanannya bagus, tapi ternyata diluar harapan, makanannya tidak enak, pelayanannya kurang.

Ini terjadi karena kita percaya bahwa merek terkenal, rating, atau pendapat seseorang mempunyai nilai kebenaran yang pasti. Tanpa mempertimbangkan adanya faktor ketidak pastian.

Cara berpikir konvensional, lebih banyak menggunakan keyakinan atas dasar benar atau salah. Hanya fokus pada kesimpulan akhir, menganggap data sebagai sebuah informasi yang benar. Tanpa mempertimbangkan adanya informasi baru dan kemungkinan ketidakpastian.

Ada satu cara berpikir alternatif, yang berbeda dengan cara berpikir konvensional, yaitu berpikir Bayesian. Cara berpikir ini menggunakan informasi baru untuk membantu pengambilan keputusan menjadi lebih rasional.

Sejarahnya, teori ini di tulis oleh Thomas Bayes, walaupun sebenarnya yang mengembangkan dan membuat teori probabilitas berkondisi populer adalah Laplace.

Pada dasarnya pola berpikir Bayes, adalah menggunakan dan mempertimbangkan semua informasi baik lama atau baru, untuk mengurangi kesalahan dalam mengambil keputusan.

Berbeda dengan berpikir konvensional yang menggunakan logika deduktif, berpikir Bayes mempertimbangkan adanya ketidakpastian. Cara berpikir ini tidak mengenal kebenaran yang absolut, kebenaran dapat berubah, sesuai dengan informasi terbaru.

Sesuai dengan contoh berpikir konvensional di atas, membeli barang dan memilih tempat makan, bila diterapkan berpikir bayesian, yang terjadi adalah sebagai berikut.

Pada saat kita akan membeli barang, informasi awal yang ada adalah, merek terkenal, awet dan bagus. Kemudian ada informasi baru, mungkin berupa review atau beberapa komentar terkini bahwa produk tersebut kurang bagus. Maka kita memperbarui keyakinan kita dan menurunkan kemungkinan memilih barang tersebut, dan mencoba mempertimbangkan barang lain.

Memilih tempat makan, informasi awal, makanannya enak dan pelayanan bagus, kemudian ada informasi baru, ada teman kita yang kita percaya selera makannya bagus, memberikan penilaian positif, maka kemungkinan kita memilih tempat itu akan semakin besar.

Contoh satu lagi, adalah memilih jalan. Informasi awal yang anda punyai adalah, keyakinan anda biasanya jalan A tidak macet, tapi anda melihat aplikasi atau mendengarkan radio yang menyatakan jalan itu macet, maka anda memperbarui keyakinan dan memilih rute alternatif.

Dalam Bayesian, informasi awal disebut prior, dan merubah keyakinan disebut posterior, sedangkan informasi baru disebut evidence, dan kebenaran informasi baru, disebut likelihood.

Intinya, bila kita mempertimbangkan dan memperbarui asumsi, atau kepercayaan berdasarkan informasi baru, secara tidak langsung sudah mengikuti cara berpikir Bayesian.

Lalu kenapa kita masih memakai cara berpikir konvensional ?

Otak manusia tidak di program untuk berpikir secara probabilitas. Kita terbiasa berpikir untuk melihat pola yang sudah ada. Cara ini lebih sederhana, hanya memerlukan informasi-informasi yang ada saja.

Manusia cenderung untuk berpikir sederhana, mengambil jalan pintas, mengandalkan pengetahuan yang sudah ada, ini yang di sebut berpikir heuristik, dan sangat di pengaruhi oleh bias kognitif.

Contohnya, kita lebih mudah berkesimpulan bahwa musim hujan adalah penyebab flu, dibandingkan menganalisa lebih jauh mengenai virus influenza, pola makan, kebersihan dan sebagainya.

Berpikir cara konvensional juga dirasa lebih cocok dalam situasi sehari-hari. Manusia tidak lagi punya waktu untuk menganalisa informasi dan memperbarui keyakinan. Insting atau pengalaman lebih sering digunakan daripada menganalisa kemungkinan-kemungkinan.

Kerumitan berpikir Bayesian juga menjadi kendala. Menentukan Prior yang tepat terhitung sulit, kadang-kadang prior sangat subjektif, hanya berdasarkan pengalaman saja yang mungkin tidak relevan. Padahal menentukan prior ini sangat menentukan pengambilan kesimpulan.

Berpikir Bayesian merupakan salah satu strategi untuk menyelesaikan masalah sehari-hari dengan menganalisa masalah dan menggunakan semua informasi untuk, mengurangi kesalahan dalam pengambilan keputusan. Berpikir bayesian bukan tentang mendapatkan kepastian yang sempurna, tapi secara sistematis mengurangi ketidakpastian

Sama halnya dengan cara berpikir kritis, berpikir bayesian juga fokus pada analisa informasi, beroreintasi pada rasionalitas dan bertujuan untuk menghindari kesimpulan yang prematur.