Setiap hal di dunia ini diciptakan dengan dua sisi yang berpasangan.
Ada laki-laki, dan ada wanita. Ada siang, ada malam. Ada panas, ada dingin. Ada keras, ada lembut. Ada tinggi, ada rendah. Ada positif, ada negatif.
Semuanya di buat berlawanan.
Tujuannya agar terjadi keseimbangan.
Tanpa ada negatif, tidak akan ada positif. Tanpa ada laki-laki, tidak ada perempuan. Tanpa ada malam, tidak akan ada siang.
Demikian juga dengan hidup kita.
Selalu ada saat baik, ada saat buruk. Ada di atas, ada di bawah.
Itu semua adalah hukum alam.
Tugas kita adalah menjalani hidup, selaras dengan hukum alam.
Mencoba bertahan hidup pada satu sisi saja, akan membuat kita menderita, dan akan sekedar mengalami kegagalan.
Tidak ada yang sanggup melawan hukum alam.
Kita harus belajar untuk hidup pada masa terendah, agar kita bisa kuat untuk menjalani masa tertinggi kita.
Kita harus belajar menerima hukum alam, apa adanya, entah itu baik atau buruk, panas atau dingin, keras atau lembut.
Jika kita bisa menerima dan menjalani hidup apa adanya, itulah disebut kebebasan.
Hidup tidak selalu datar. Hidup selalu penuh dengan gejolak. Hidup selalu melewati dua sisi, seperti roda yang berputar.
Tidak perlu mengejar kesempurnaan hidup untuk mengikuti dunia yang selalu berubah. Yang diperlukan adalah kesadaran bahwa diri kita adalah kesempurnaan tertinggi.
Maka itulah yang disebut kebebasan, dan berdaulat atas diri kita sendiri.
Kita melihat hidup sebagai sesuatu yang sempurna, di tengah ketidak sempurnaan.