Keluar dari zona nyaman dalam menulis

Setiap penulis punya spesialisasi sendiri-sendiri. Masing-masing menguasai topik atau tema tertentu. Biasanya tulisannya hanya dalam satu kelompok topik saja. Sangat jarang seorang penulis, menulis tentang sesuatu yang diluar topik yang di kuasai dengan baik.

Saya pun sama, menulis apa yang saya kuasai dengan baik. Tapi suatu saat, saya mendapatkan bahwa menulis sudah tidak lagi menyenangkan. Sudah menjadi seperti rutinitas yang kadang membosankan.

Kreatifitas saya membentur tembok, menulis tentang hal yang sama, berulang-ulang. Topik yang sejenis, bahasan yang sama, dan subjek yang sama, hal yang saya kuasai saja.

Menulis menjadi hal yang membosankan, saya kehilangan kesenangan dalam menulis. Padahal saya membaca berbagai jenis dan genre buku, tapi tidak menulis berbagai macam jenis dan genre tulisan.

Saya masuk kedalam jebakan zona nyaman penulis.

Topik tulisan, atau niche, seperti mengunjungi tempat wisata. Sangat membosankan bila mengunjungi Bali, berkali-kali, menulis tentang pantai kuta berkali-kali. Lombok, Labuhan Bajo, Sumba, Flores dan tempat lain, juga sangat menarik.

Penulis menuangkan keresahan-keresahannya, mengekspresikan pikiran, membuat ide-ide menjadi nyata dengan tulisan.

Saya menikmati proses menulis, proses membuat sesuatu. Saya menikmati proses mencari kata, memikirkan kalimat selanjutnya, dan senang ketika satu tulisan selesai.

Zona nyaman dan kepuasan akan mematikan kreatifitas. Saya menumbuhkan keberanian untuk membuka pintu baru, mengeksplor hal-hal yang belum pernah masuk dalam topik tulisan.

Beberapa kali, mencoba gaya penulisan baru, sudut pandang baru, topik baru, tema baru.

Saya berusaha keluar dari pikiran saya, menulis bukan menghasilkan sebuah produk, menulis adalah sebuah seni. Saya tidak menulis untuk search engine, saya menulis untuk membagikan ilmu, ide dan pikiran saya.

Seorang penulis, tidak perlu menjadi seorang yang ahli dalam satu bidang saja, tapi perlu meluaskan cara berpikir, melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda, melihat fokus yang berbeda, agar tulisan yang di hasilkan tidak monoton dan membosankan.

Ketika sudah merasa nyaman dengan menulis topik tertentu, perlu mencoba sesuatu yang menantang kemampuan sebagai penulis. Tulis sesuatu tentang yang tidak di ketahui sebelumnya. Tulis dengan gaya bahasa baru. Tulis dengan gaya tulisan baru, struktur baru, sudut pandang baru, sesuatu yang membuat tidak nyaman.

Bila sudah nyaman dengan politik, coba menulis tentang lingkungan. Bila nyaman dengan teknologi, coba menulis tentang produktifitas.

Sudah nyaman dengan prosa, coba menulis puisi. Sudah nyaman dengan non fiksi, coba menulis fiksi.

Banyak hal baru yang menunggu untuk ditulis. Sekali-sekali tulislah hal-hal yang tidak di kuasai, belajar hal baru.

Keluar dari zona nyaman, membuat ketrampilan menulis dan kreatifitas berkembang. Terjebak rutinitas akan mematikan kreatifitas dan mematikan perkembangan.

Awalnya akan sulit, dan aneh, tapi di situ penulis akan berkembang. Sama seperti belajar sepeda, awalnya sulit, bahkan sakit, tapi itu akan membawa kita ke tempat baru yang lebih jauh, membawa kita ke pengalaman baru.

Setelah menyadari bahwa saya harus keluar dari zona nyaman, saya mulai menulis topik-topik yang tidak saya kuasai sebelumnya. Ini mendorong saya belajar hal-hal baru. Hal-hal yang tidak terpikirkan.

Sebelumnya tulisan-tulisan saya hanya tentang teknologi informasi. Hal-hal tentang programming, kecerdasan buatan, keamanan jaringan, sudah menjadi rutin. Berikutnya, saya mulai belajar tentang menulis finance, investasi, matematika, fisika.

Bahkan dulu pernah menulis cerita fiksi dewasa, beberapa kali mengikuti lomba menulis yang di adakan situr web cerita dewasa yang sudah tutup, Dua atau tiga kali saya menang.

Tulisan-tulisan saya disini juga merupakan topik-topik yang keluar dari zona nyaman saya.