Pernah tidak ketika kita melihat sesuatu, mengalami sesuatu, berbicara, atau pada situasi tertentu, lalu tiba-tiba kita merasa bisa memprediksi hasilnya.
Dan ternyata tidak lama prediksi itu terjadi, padahal kita tidak pernah mengetahui, melihat, mengalami dan terlibat di situasi tersebut.
Itu sebenarnya adalah kemampuan otak untuk menganalisa semua data masuk, lewat pengelihatan, pendengaran, dan semua indera.
Dalam mode background, otak menganalisa sesuatu yang terjadi, dan membandingkan dengan data data dan pengalaman pengalaman yang tersimpan di masa lalu yang pernah di alami.
Otak kita menganalisa situasi, memahami orang-orang yang terlibat dalam situasi tersebut, kemudian menghasilkan kemungkinan terbaik.
Otak akan membuat sebuah model berdasarkan pengetahuan masa lalu, kemudian melakukan perbaikan-perbaikan yang di perlukan untuk meminimalkan kesalahan.
Ini adalah cara kerja otak untuk memahami lingkungan dengan efisien. Proses ini dilakukan tidak hanya sekedar pergerakan motorik, tapi juga perasaan sensasi, emosi, persepsi serta pengambilan keputusan.
Dalam neuro science ini disebut predictive processing.
Di otak seorang pemain sepak bola, akan di olah semua data situasi saat itu. Semua informasi mengenai posisinya, posisi kawan dan lawan, posisi bola, dan semua potensi akan dengan cepat diolah dan dibandingkan dengan model yang sudah ada.
Intuisinya mengatakan bahwa ini akan menajadi sebuah gol.
Outputnya adalah otot-otot dengan kekuatan tertentu akan digunakan untuk menendang bola dengan arah dan kecepatan yang pas sampai pada target.
Untuk itulah kita perlu selalu berlatih sesuatu, berulang-ulang, secara konsisten. Untuk mengupdate model otak, meminimalkan kesalahan, dan mendapatkan hasil terbaik.