Belakangan ini saya sering melihat orang-orang yang terus melihat HP-nya, mereka melihat konten-konten video pendek berisi kejadian, berita, tutorial, dan lain sebagainya. Sayapun pernah mengalami ini. Karena merasa tidak ada yang bisa di kerjakan selain scrolling layar, mengkonsumsi konten.
Mengkonsumsi konten secara terus menerus dan berlebihan, terutama konten-konten yang dibuat untuk menarik perhatian, mempunyai efek yang sama dengan aktifitas lain yang memberikan kesenangan instan. Otak melepaskan dopamin, sebagai reward, ketika kita merasa senang setelah melakukan sesuatu. Sama seperti bermain game, judi, seks, atau bahkan narkoba.
Konsumsi konten ini biasanya kita lakukan untuk mencari hiburan, validasi, atau kompensasi stress. Tujuannya adalah untuk mencari kepuasan instan. Tapi ini tidak memberikan pertumbuhan intelektual dan emosional.
Ketika mengkonsumsi konten, kita merasa sibuk, pintar, tahu yang pertama, tahu segalanya, berharga, dan kepuasan subjektif lain, yang sering kali hanya untuk memuaskan ego, diri sendiri, tapi tidak berdampak apa-apa pada diri kita.
Masalah terbesar dari mengkonsumi konten secara berlebihan dan terus menerus, adalah kita hanya menjadi pengamat, merayakan kesuksesan orang lain bahkan menjadi penikmat semu, kesuksesan pembuat konten.
Ini salah satu ciri-ciri masturbasi mental, aktifitas tersebut hanya untuk memuaskan diri sendiri, tanpa hasil yang nyata.
Sebagai manusia normal, pasti kita punya rencana-rencana pencapaian untuk merubah hidup. Entah itu rencana untuk sekolah, berbisnis, menjadi penulis, dokter, atau bahkan pembuat konten.
Tapi semua ide-ide tersebut tidak tercapai, hanya sekedar cita-cita, dan menghantui kita, sehingga kita menutup rasa penyesalan dengan mengkonsumsi konten lebih banyak lagi. Kita mencari pelarian dari masalah-masalah yang di hadapi dalam kehidupan nyata.
Kenyamanan sementara lebih gampang didapat dibandingkan menyelesaikan masalah, menjawab tantangan atau menghadapi kenyataan hidup yang lebih sulit.
Sebuah ide mempunyai kekuatan yang besar, ide bisa membuat perubahan besar. Tapi kekuatan besar tersebut tidak akan bermanfaat apa-apa kecuali bila kita menyalurkannya, dan membuatnya menjadi nyata. Sama seperti mesin, yang tidak akan bergerak tanpa di pasang pada sebuah mobil.
Masalahnya adalah masturbasi mental sering membuat kita terjebak, pada ide-ide, rencana-rencana, berpikir dan berdiskusi terus menerus tanpa mencapai kesimpulan, keputusan atau melakukan tindakan nyata.
Masturbasi mental, sering terjadi ketika kita berdiskusi, berpikir yang terlalu abstrak, rumit, jauh dari kenyataan atau aplikasi praktis.
Anda punya ide untuk menjadi konten kreator, tapi alih-alih mulai membuat video yang anda
lakukan adalah scrolling media sosial.
Anda punya ide, ingin menjadi inspirasi buat orang lain, tapi hidup anda jauh dari kata menginspirasi
Anda punya ide ingin menjadi penulis, tapi tidak ada satu kata pun yang anda tulis.
Nah sekarang cobalah, dari pada menjadi konsumen konten, jadilah produsen konten, mulailah buat video, buat channel youtube, tiktok, instagram, biarkan orang melihat karya anda. Mulai menulis artikel, buku, kemudian upload ke platform blog, atau buat blog sendiri, biarkan orang membaca tulisan anda.
Untuk keluar dari jebakan masturbasi mental, mulailah dari langkah kecil. Buat tujuan atau target, kemudian buat rencana berdasarkan target tersebut. Pecah menjadi langkah-langkah kecil yang masuk akal.
Jarak yang terbentang antara awal mulai dan target tujuan akhir, mungkin terlihat sangat jauh dan mengerikan. Bayangan kegagalan dan kesulitan pasti muncul. Tapi bila jarak tersebut di tempuh dengan langkah-langkah kecil, mungkin tidak terlihat terlalu menyeramkan.
Jadikan dopamin sebagai pemicu keberhasilan. Kemenangan-kemenangan kecil akan membuat efek positif. Buat langkah-langkah kecil yang masuk akal untuk batu loncatan ke tujuan terakhir.
Tulis satu halaman perhari, bila belum bisa, coba tulis satu paragraf setiap hari. Buat satu konten dalam satu minggu, bila belum bisa, buat dalam dua minggu, atau satu bulan.
Yang pasti, selain tujuan dan target yang jelas, tindakan nyata perlu untuk di lakukan. Batasi berpikir tanpa arah. Membayangkan menjadi konten kreator, tidak membuat anda otomatis menjadi konten kreator.
Tidak perlu kuatir karya anda tidak bagus, tidak ada yang perduli, tidak ada karya sekali jadi, semua butuh waktu, tidak ada yang instan. Bahkan kopi instanpun perlu di sobek, di tuang di gelas, dikasih air panas, untuk dinikmati. Hilangkan pikiran mengejar kesempurnaan, itu hanya hanya menjadikan masturbasi mental semakin besar.
Dan satu hal yang terpenting adalah, evaluasi dan refleksi, tanyakan pada diri sendiri, apakah manfaat nyata dari yang anda lakukan. Apakah konten atau tulisan itu bermanfaat untuk orang lain, apakah bisa membuat perubahan, atau hanya sekedar hal yang tidak ada manfaatnya.