Matematika menjadi hal yang paling di takuti oleh murid-murid sekolah, kecenderungan sekarang ini murid-murid sekolah banyak yang menurunkan level cita-citanya, hanya karena menghindari matematika.
Tapi walaupun begitu, matematika ada di mana mana, dan tidak bisa mati.
Matematika tidak bisa mati.
Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan yang paling alami. Sudah ada sejak penciptaan dunia, ilmuwan-ilmuwan matematika yang ada sepanjang sejarah manusia hanya mengamati dan menjelaskan kembali dalam bentuk yang dimengerti oleh manusia
Kalau diamati, ada kesamaan antara bentuk tornado dan pola spiral galaksi, dua fenomena tersebut mengikuti logaritmik spiral. Interaksi gaya berputar dengan lingkungannya, secara alami akan membuat pola ini.
Alam menunjukan cara sesuatu bertumbuh dengan proporsi yang tepat, ini diamati dan dijelaskan oleh René Descartes dan Jacob Bernoulli.
Bunga matahari, contoh yang terkenal, formasi biji tersusun dengan rapi, dengan sudut tertentu, mengikuti deret tertentu, biji yang tumbuh tidak menutupi biji yang lain. Alam melakukan optimasi dengan sangat baik, agar biji mendapatkan sinar matahari secara maksimal. Deret dan sudut pada bunga matahari mengikuti fenomena yang di amati oleh Fibonacci.
Pembuluh darah manusia, menyebar dengan pola tertentu, mengikuti pola replikasi yang sama dari pembuluh yang besar sampai pembuluh yang kecil. Fenomena percabangan dan replikasi ini disebut fraktal. Dan diamati oleh Mandelbrot.
Tidak ada sesuatu di alam ini yang tidak menggunakan matematika. Alam menemukan matematika sendiri, tanpa campur tangan manusia. Pola-pola seperti itu sudah ada sejak alam semesta di ciptakan, manusia hanya mengamati kemudian mendokumentasikan.
Matematika tidak mengenal waktu
Kebenaran Matematika tidak mengenal waktu. Apa yang di buktikan oleh para ahli matematika sejak awal, dan terbukti benar, maka tidak akan pernah berubah. Prinsip, pola dan kebenaran matematika tidak berubah.
Pythagoras membuktikan tentang hubungan sisi segitiga sekitar 2500 tahun yang lalu, sampai saat ini teoremanya masih tidak berubah.
Ketika Euclid, mengamati bilangan yang hanya bisa di bagi satu dan dirinya sendiri, pada 2300 tahun yang lalu, hasil yang di pikirannya, sampai sekarang masih tetap sama, yaitu bilangan prima.
Newton mencari cara untuk menghitung sesuatu yang berubah secara teratur, dan memperkenalkan kalkulus, sampai sekarang aturan-aturan kalkulusnya tetap tidak berubah.
Matematika adalah sumber ilmu pengetahuan yang paling jujur, dan tidak bias, kebenarannya tidak bisa dirubah, walaupun tidak ada lagi orang yang mempelajarinya.
Teorema dan bukti matematika dapat berkembang dan di sederhanakan, tapi kebenarannya tetap tidak berubah.
Matematika tidak mengenal ruang
Kebenaran matematika tidak berubah walaupun berpindah ruang. Bilangan prima akan tetap sama di sebuah SMP di pelosok terpencil Papua, sampai pada sebuah college di Cambridge. Aturannya tetap akan sama.
Bilangan pi, didapatkan dengan membagi keliling lingkaran dengan diameter, lingkaran apapun, hasilnya akan tetap sama, mendekati 3.14.
Jadi nanti ketika mungkin ada kehidupan di galaksi lain, atau di planet Mars mungkin, hasil pembagian keliling lingkaran dan diameternya, akan tetap mendekati 3.14
Matematika tidak mengenal budaya, agama, dan gender
Matematika menembus batasan budaya, agama dan gender. Siapapun dari kebudayaan apapun, agama apapun atau gender apapun, ketika mereka menemukan aturan matematika dan membuktikannya, maka cukup hal tersebut yang penting.
Matematika tidak memperhatikan batasan-batasan tersebut, selama teorema dan buktinya valid.
Angka 0 diadopsi dari sistem numerik Hindu India, dan secara luas digunakan di sistem numerik arab, oleh ilmuwan Islam Al-Khwarizmi.
Kitab suci berbagai agama, penuh dengan pola matematika yang menarik.
Dalam Al-Quran, penggunaan pola angka tertentu, aturan perhitungan warisan dengan rasio yang spesifik, pembahasan mengenai waktu dan pergerakan matahari bumi bulan.
Dalam Budha, Mandala adalah susunan geometri yang rumit kompleks, yang menggambarkan harmoni alam semesta.
Walaupun sejarah mencatat banyak diskriminasi atau pembatasan yang terjadi dalam dunia matematika, akibat pengaruh agama dan gender.
Gereja Katolik, sempat mempertahankan sistem numerik Romawi, dan memenjarakan ilmuwan-ilmuwan yang menggunakan sistem angka Hindu-Arab, tapi karena terbukti lebih sederhana dan efektif dalam perhitungan, lambat tapi pasti sistem angka Hindu-Arab di pakai secara meluas.
Wanita sering mendapatkan diskriminasi di dunia matematika. Institusi sains besar seperti Royal Society, dan University of Cambridge, tidak lepas dari perlakuan diskriminasi gender.
Film Hidden Figures, menggambarkan dengan jelas diskriminasi gender dan ras.
Matematika ada di mana-mana
Peradaban manusia tidak pernah lepas dari matematika. Kegiatan menghitung, mengukur, melihat waktu dan lain-lain adalah contoh dari peran matematika.
Semua teknologi yang ada sekarang, adalah hasil ilmu fisika, dan ilmu fisika menggunakan matematika untuk menjelaskan dan mengaplikasikan teorinya.
Sebuah teorema tentang bilangan prima, dijelaskan lebih dari 2000 tahun yang lalu oleh Euclid, membuat kita mengenal internet. Keamanan jaringan, kriptografi, kompresi data, transmisi data, blockchain, mata uang kripto, adalah sedikit contoh yang menggunakan bilangan prima.
Euclid mungkin tidak membayangkan tentang blockchain, tapi fenomena matematika yang diamati dan di catat merupakan pembentuk peradaban manusia.
Dalam keseharian, matematika dapat dipakai untuk menyelesaikan masalah. Kita bisa menggunakan logika matematika untuk menganalisa masalah, mengkalkulasi resiko, dan mengambil keputusan untuk bertindak.