Melawan pembusukan otak

Dunia digital menjebak kita untuk hidup dengan bergantung pada algoritma. Industri digital sudah menjadikan kita objek dari sebuah algoritma.

Algoritma menjebak kita untuk scrolling tanpa tujuan, menonton video pendek, gambar, dan itu membuat kita mengalami sesuatu yang disebut brain rot.

Brain rot atau pembusukan otak, menjadi word of the year 2024, karena memang kejadiannya nyata, dan sedang berlangsung.

Brain rot yang disebabkan oleh konsumsi konten digital tanpa tujuan, mematikan pikiran pikiran kritis. Tidak ada lagi kegiatan membaca buku, mencatat, mempertanyakan, berargumentasi dan kegiatan lain yang mengasah otak.

Sekarang ini, sumber utama penyebab brain rot adalah telepon pintar. Telepon pintar saat ini sudah berkembang bukan hanya menjadi alat komunikasi, tapi sudah menjadi sebuah alat hiburan, yang tidak bisa lepas dari manusia.

Tapi tanpa di sadari, telepon pintar merupakan alat utama penyebab pembusukan otak, atau brain rot.

Konsumsi konten-konten digital, alat pencari, tools AI, semua dilakukan melalui telepon pintar.

Rasa tidak ingin ketinggalan informasi, dimanfaatkan oleh industri, dengan mengirimkan notifikasi pada setiap pembaruan konten, membuat kita tergoda untuk memeriksa, dan berakhir dengan terus melakukan scrolling.

Rasa senang yang timbul karena scrolling, akan membuat otak menghasilkan dopamin, dan kita akan mengalami adiksi dopamin, yang terus membuat kita mengkonsumsi konten-konten tersebut.

Tidak ada yang salah dengan itu semua, tapi jika dilakukan tanpa kendali, itu semua akan menumpulkan kemampuan otak untuk berpikir.

Sekarang sudah saatnya untuk melatih kembali pikiran untuk berpikir, alihkan dopamin untuk hal yang berguna.

Bila berat untuk uninstall aplikasi media sosial, cobalah dengan uninstall aplikasi-aplikasi AI, cari jawaban jawaban pertanyaan dengan membaca, bertanya, atau mengeksplorasi.

Setiap kali mengkonsumsi konten, cobalah ajukan pertanyaan untuk diri sendiri.

Bagaimana bisa itu terjadi, apa yang membuat itu terjadi, atau pertanyakan apakah konten tersebut asli atau nyata.

Cobalah untuk mengkritisi sebuah konten, jangan menelannya mentah-mentah.

Belajar melamun, matikan hp, tanpa musik, tanpa apapun yang bisa menstimulasi pikiran
duduk diam di pinggir sungai, laut, atau sekedar melihat tanaman di pot.

Diamkan pikiran, 5 atau 10 menit sudah cukup. Melamun sebenarnya adalah proses untuk mengkalibrasi otak.

Belajar menulis, baik dengan tangan di buku tulis, atau di aplikasi note.
Tulis apapun, bukan untuk di publikasi, tapi untuk memindahkan isi pikiran.
Tidak perlu di edit, tidak perlu struktur, lakukan dengan bebas, tanpa perlu kuatir dengan kaidah bahasa, tata tulisan, atau yang lain.

Tulis untuk melihat apa yang ada di pikiran kita.

Belajar hal yang menarik, pilih hal yang menarik untuk dipelajari, tekuni., bukan untuk prestasi atau kompetisi, melainkan untuk melatih konsentrasi dan perhatian saja.

Mainkan musik, tulis artikel, tulis buku, apapun. Ajari pikiran kita untuk belajar dengan cara cara lama, hanya untuk diri kita sendiri.

Ketika sudah memilih hal untuk di pelajari, praktekan, baca buku, kursus, tonton video, buat catatan, buat pekerjaan rumah, buat target nyata.

“Tanggal 30 harus sudah bisa mainkan lagu ini”, atau “akhir bulan harus sudah selesai artikel ini”

Belajar membaca, baca buku lebih banyak, buat target buku bacaan. Pilih buku yang disukai, tidak usah tergantung rekomendasi, baca apapun yang terlintas di pikiran.

Lakukan hobi atau kegemaran, pilih hobi, lakukan dengan penuh perhatian, berkebun, merajut, memasak, apapun.

Melakukan hobi adalah untuk melatih pikiran kita untuk menyentuh hal nyata, dengan bergerak
melatih otak untuk melakukan sesuatu yang tidak sempurna, dan mengkoreksinya

Otak kita sebenarnya tidak membusuk, hanya perlu di kembalikan lagi ke fungsi awalnya, untuk berpikir, berkreasi, belajar.

Kita punya kebebasan memilih, apakah tetap pada kondisi pembusukan otak, brain rot, atau kita mengembangkan pikiran.