Membaca buku gratis

Harus diakui, harga buku sekarang ini semakin mahal. Sekarang ini jarang ada buku yang harganya di bawah 50 ribu.

Kalau lihat di website Gramedia, dan di urutkan berdasarkan harga termurah, hanya sekitar 25 buku saja, manga, yang berharga di bawah 50 ribu.

Mizan pun sama, buku dengan harga di bawah 50 ribu, lebih banyak, di dominasi buku anak-anak. Indoliterasi juga sama, bahkan hanya ada 1 buku yang berharga dibawah 50 ribu.

Tapi memang, harga buku adalah sesuatu yang harus di kontribusikan oleh pembaca kepada penulis buku, sebagai bentuk penghargaan, dan membuat penulis-penulis tetap menghasilkan buku.

Penulis juga suatu profesi yang sama dengan profesi lainnya. Harus ada penghargaan untuk profesionalismenya.

Tapi ada alternatif untuk tetap membaca buku secara gratis dan legal yaitu dengan memanfaatkan perpustakaan digital.

Sebenarnya banyak aplikasi atau web perpustakaan digital. Tapi saya hanya membahas tiga saja yang menurut saya paling nyaman untuk membaca, dan koleksinya paling lengkap.

iPusnas

Aplikasi milik Perpustakaan Nasional, punya koleksi 70 ribu judul buku, dan 800 ribu ebook. Tersedia dalam bentuk aplikasi mobile dan desktop. Koleksinya menarik, terutama buku-buku manuskrip sejarah.

Untuk peminjaman buku di batasi 14 Hari. Sama seperti perpustakana offline, untuk buku yang habis stoknya di pinjam diberlakukan sistem antrian.

Walaupun aplikasinya sempat bermasalah, tapi versi terakhir sudah jauh lebih baik. Fasilitas highlight masih sangat kaku, dan sering gangguan, tidak seluwes ebook reader pada umumnya.

Untuk Ebook, iPusnas sepertinya menggunakan sistem DRM dan lisensi. Sistem lisensi ebook ini ada bermacam-macam. Biasanya perpustakaan membeli sejumlah copy, dan membayar lisensi dalam bentuk jumlah baca.

Saya tidak terlalu paham lisensi yang digunakan iPusnas, tapi yang jelas hak penulis tetap di penuhi (semoga). Sempat terdengar kejadian pengunggahan buku ebook ilegal, tapi sepertinya sudah di selesaikan oleh pihak Perpustakaan Nasional

Cocok untuk membaca buku-buku berbahasa Indonesia dan daerah.

Open Library

Punya koleksi 38 juta buku, dengan 2 juta buku di antaranya adalah public domian, fasilitas pencarian lengkap, walaupun tidak semua buku bisa di baca atau pinjam. Karena openlibrary juga memuat buku-buku yang ada pada koleksi lain

User interface lumayan rumit, perlu waktu menyesuaikan. Selain pencarian berdasarkan entitas buku, seperti subjek, dan pengarang, ada juga fasilitas random, yang kadang-kadang menyarankan buku-buku unik

Openlibrary punya dua jenis koleksi buku, yaitu public domain, dan buku berlisensi. Hampir sama dengan iPusnas, menggunakan sistem antrian untuk buku yang habis di pinjam stoknya, waktu pinjam dibatasi 14 hari, dan tidak dapat di download.

Sangat cocok untuk membaca buku-buku berbahasa asing.

Project Gutenberg

Merupakan pioner perpustakaan digital. Kebanyakan koleksinya adalah buku-buku yang sudah menjadi milik publik. Buku-buku tersebut tersedia dalam bentuk ebooks.

Project Gutenberg sama sekali tidak mempunyai koleksi buku yang masih mempunyai perlindungan hak cipta. Menurut websitenya, secara umum buku yang ada di Gutenberg, adalah buku buku yang berumur 95 tahun lebih. Jadi kalau sekarang, mungkin yang masuk koleksi adalah buku terbitan sebelum 1980.

Fokus hanya pada buku-buku klasik, tetap membuat koleksinya menarik. Banyak sekali buku-buku kuno tentang Indonesia di koleksi Guttenberg. Buku-buku yang di tulis oleh penulis asing, yang memotret kondisi Nusantara pada saat itu.

Saya membaca buku “Java : Garden of the East oleh Eliza Ruhamah Scidmore”, terbitan tahun 1897, buku tentang nusantara yang saya temukan adalah terbitan 1729, tapi bukunya sendiri tentang perjalanan ke nusantara pada tahun 1699.

Buku di guttenberg dapat di download dalam berbagai format ebooks, dan tidak ada DRM.

Sangat cocok untuk mempelajari literatur-literatur kuno, dan karya karya klasik, seperti Shakespeare, Plato, Mark Twain, dan lain sebagainya.