Mengakali otak untuk menulis

Saya punya keinginan menulis sejak lama, dan saya pernah punya pengalaman menjadi penulis. Sempat break beberapa tahun, karena kesibukan studi. Situasi tidak memungkinan untuk menulis, walaupun kegiatan mencatat tetap ada, tapi menuangkan dalam bentuk tulisan seperti ini.

Saya tetap selalu punya ide-ide untuk di tulis. Ide-ide itu selalu saya catat di buku catatan saya. Memang saya sengaja menuliskan dengan tangan.

Setelah selesai kegiatan, saya memutuskan untuk mulai menulis.

Awalnya sulit sekali, bahkan saya mengikuti kelas menulis, yang mengajarkan teknik menulis dengan baik. Tapi itu tidak memperbaiki keadaan saya.

Saya selalu merasa waktu dan keadaan selalu tidak pas untuk menulis. Selalu ada alasan untuk menunda menulis.

Saya mencoba menulis waktu bangun pagi, ketika minum kopi, yang ada saya malah menghabiskan kopi, tapi tidak ada satu katapun yang saya tulis.

Saya juga mencoba untuk mencari suasana baru, dengan menulis di cafe. Yang ada saya malah mengamati orang2 yang datang ke cafe.

Mungkin kalau saya punya alat yang bagus untuk menulis, saya bisa bersemangat menulis. Laptop baru yang bagus pun tidak membuat saya lantas bisa menghasilkan tulisan.

Pikiran saya gampang ter distraksi, ketika saya ingin menulis.

Ternyata masalah saya bukan pada tempat, bukan pada alat, bukan pada apapun, tapi pada mental saya. Mental saya yang gampang sekali menyerah dengan keadaan.

Membangun kebiasaan menulis

Pikiran adalah mesin asosiasi yang sangat baik. Kalau kita dalam kondisi bahagia, biasanya apa yang kita lakukan juga baik, sebaliknya demikian. Saya memanfaatkan ini untuk membuat mental saya bisa menulis.

Setelah bangun, saya biasa duduk di lantai, khususnya di depan pintu, lalu minum kopi. Perasaan positif dari kegiatan saya ini, saya manfaatkan untuk memicu otak untuk menulis. Saya akan menulis tentang apapun yang terlintas di pikiran, tentang suhu udara pagi, cuaca, kucing, atau bahkan tentang kopi yang saya minum.

Carilah kebiasaan-kebiasaan yang membuat senang, lalu mulai menulis sesuatu, apapun, bahkan kalau hanya cuma 1-2 kata.

‘Create something today even if it sucks’ – unknown

Menjauhkan semua sumber gangguan

Menulis perlu ketenangan dan konsentrasi, untuk itu perlu mencari tempat yang aman, yang jauh dari gangguan. Tidak perlu cemas memikirkan orang lain akan melihat kita menulis.

Selain itu saya pastikan sudah tidur cukup, makan cukup, minum cukup. Karena itu semua bisa menjadi sumber gangguan. Lapar, bisa mengganggu konsentrasi, perut akan terus mengirimkan notifikasi ke otak untuk segera makan.

Perlu juga untuk mengalokasikan waktu khusus untuk menulis, saya pilih waktu antara jam 3 pagi sampai jam 9 pagi, sebelum pekerjaan mulai.

Jam 3 pagi sampai jam 9, handphone saya selalu pada mode pesawat.

Carilah tempat, dan waktu yang minim gangguan, jauhkan gangguan baik internal atau eksternal, sangat membantu berkonsentrasi pada saat menulis.

‘Those who commit to nothing are distracted by everything’ – Bhagavad Gita

Buat sistem

Saya tidak mau susah-susah berpikir untuk memikirkan akan menulis apa, saya membuat sebuah sistem atau pola yang saya ikuti untuk menulis sesuatu

Mengumpulkan Ide

Semua proses menulis, saya awali dengan mengumpulkan ide. Ide selalu saya catat pada buku catatan, dengan tulisan tangan, walaupun sumbernya dalam bentuk digital.

Menulis tangan adalah salah satu triger saya untuk menulis.

Mengumpulkan ide ini bisa dilakukan kapan saja, setiap saat, di manapun. Ide biasanya datang pada waktu yang tidak disangka. Biasanya di saat otak kita sedang rileks.

‘Master the art of observing’ – unknown

Memilih ide

Biasanya ketika menulis, kita selalu bingung apa yang akan di tulis. Saya memilih ide-ide yang ada di buku catatan. Kemudian melakukan riset kecil-kecilan dari buku, dari video, bahkan dari penulis lain, untuk sekedar mengetahui perspektif mereka.

Ide-ide yang saya pilih dan hasil riset, saya tulis dalam bentuk outline, draft kasar, sketsa, diagram, atau apapun yang bisa di lakukan dengan cepat.

Proses memilih ide ini juga saya lakukan kapanpun ketika ada waktu melihat kembali catatan ide saya.

Jadi selain punya bank ide, saya juga punya bank outline atau bank draft tulisan

Menulis

Proses menulis adalah mengumpulkan semua outline, draft, sketsa dalam satu bentuk yang terstruktur, biasanya saya menulis tanpa memperhatikan tata bahasa dan tata tulis. Saya menulis hanya dengan mencatat apa yang saya pikirkan, bayangkan dan bicarakan. Kebanyakan dengan menggunakan bahasa sehari-hari dan sudut pandang ‘saya’ atau ‘kita’

Saya juga menulis dengan bahasa seperti saya sedang menceritakan atau menjelaskan kepada orang lain atau ke diri saya sendiri, ide-ide dan pikiran-pikiran saya.

‘If you write to impress it will always be bad, but if you write to express it will be good’ – Thornton Wilder

Edit

Proses edit ini terjadi ketika tulisan, saya pilih untuk di bagikan, di publish atau di kirimkan ke klien. Saya sesuaikan gaya bahasa dan gaya tulisan dengan kebutuhan. Untuk tulisan yang akan saya kirimkan untuk klien, tentu saja saya sesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Untuk yang sifatnya publikasi pribadi, tidak terlalu baku, cukup koreksi sedikit.

‘Write without fear Edit without mercy’ – Stephen King

Bagikan

Copy paste, Upload, tekan tombol send

Sederhana saja.

‘If I waited for perfection, I would never write a word’ – Margaret Atwood