Menulis 31 hari tanpa jeda

Bulan Januari lalu, saya bereksperimen menantang diri saya untuk menulis setiap hari, tanpa jeda. Tidak perduli apapun yang terjadi, saya harus menulis, satu tulisan setiap hari dengan berbagai topik.

Ini karena sebelumnya saya hanya menulis sesuai kebutuhan saja, tanpa ada jadwal yang jelas, bukan rutinitas.

Tapi kali ini saya ingin menulis dalam keadaan apapun, rutin. Saya ingin menulis dalam keadaan tanpa ide untuk menulis. Bahkan saat saya berpergian, saya akan berhenti sejenak untuk menyelesaikan tulisan.

Karena tulisan yang baik adalah tulisan yang di tulis, bukan tulisan yang ingin di tulis.

Tantangan saya sederhana saja, cukup menulis satu tulisan saja setiap hari, tidak lebih. Kalaupun ada tulisan yang berhubungan dengan pekerjaan, itu tidak di hitung.

Kenapa 31 hari ? Selain supaya mudah menghitung karena bulan januari ada 31 hari, saya ingin membuktikan sebuah mitos mengenai pembentukan kebiasaan baru yang membutuhkan waktu 21 – 30 hari.

Dalam buku Atomic Habit, James Clear menuliskan, bahwa tidak ada angka pasti jumlah hari yang di butuhkan untuk membentuk habit baru. Menurut riset, jumlah yang di butuhkan ada pada angka 18 – 254 hari.

Ini menunjukan bahwa habit tidak dibangun berdasarkan jumlah hari, tapi pada konsistensi.

Saya mulai tepat tanggal 1 Januari pagi, sengaja tidak saya mempersiapkan bahan tulisan. Buku catatan saya adalah sumber inspirasi, dan saya mulai menulis secara random dari ide-ide yang pernah saya catat.

Hari ke tujuh, mulai merasa kehabisan ide, dan hari ke sepuluh terasa tersendat. Yang saya amati, hal yang membuat kehabisan ide adalah rasa takut saya atas tulisan-tulisan yang tidak sempurna.

Rasa takut di nilai oleh orang lain ternyata masih muncul. Rasa takut bahwa tulisan saya sudah pernah ada yang menulis juga menjadi masalah besar. Berbagai rasa takut muncul tanpa alasan jelas.

Saya berhasil mengatasinya sampai dengan hari ke lima belas.

Hari ke dua puluh sampai ke 31, rasa percaya diri ternyata sudah terbentuk.

Sekarang sudah ada 31 tulisan di folder januari, berbagai topik saya tulis. Seperti sebuah jurnal, dalam bentuk tulisan antara 200-700 kata.

Lupakan tentang kesempurnaan, konsistensi adalah kuncinya di sini. Tidak perlu pusing dengan membuat karya-karya terbaik, yang terpenting adalah menulis.

Latihan menulis setiap hari akan melatih otot-otot menulis, memperkuat hubungan neuron-neuron di otak. Pencapaian ini akan membuat pengaruh positif pada bagian pada hidup kita. Membuat kita semakin percaya diri.

Konsistensi memang tidak mudah awalnya. Motivasi dan keinginan cenderung membuat kita terjebak pada keinginan membuat sesuatu yang bagus, hebat, besar. Tapi itu justru akan menghambat.

Untuk mencapai konsistensi, cukup menurunkan keinginan,
Tidak perlu menulis 1000 kata,100 kata cukup, tidak perlu menulis sebuah artikel penuh, dua tatu tiga paragraf sudah cukup. Tidak perlu menulis 1 jam, 10-15 menit sudah cukup. Yang penting konsisten, 1 tulisan setiap hari.

Bila tidak ada ide, tulis saja apa yang ada di pikiran, ambil ide dari koran, buku, tulisan podcast, apapun. Bahkan menulis cara memasak air juga menarik.

Kadang-kadang saya menulis lebih dari target, tapi hari lain, mungkin hanya 2 kalimat saja.

Tidak penting, yang penting menulis.

Saya juga membuat semacam habit tracker untuk tantangan ini, sekedar mengetahui seberapa jauh saya konsisten.

Sekarang cobalah 30 hari kedepan, buat komitmen untuk menulis setiap hari. Tidak masalah apapun itu, tapi yang penting adalah menulis.

Tulis jurnal, blog, pikiran-pikiran, resep, kegiatan, apapaun. Jangan mengejar kesempurnaan. Konsistensi adalah terpenting.

Kalau terlewat satu hari, jangan kecewa, cukup tulis untuk kemarin, setelah menulis untuk hari ini.

Kegagalan utama bukan karena terlewat satu hari, tapi menyerah sebelum tantangan selesai.

Catatan :

Ini adalah tulisan ke 100 dalam blog ini, dan masih merupakan bagian eksperiman dalam membentuk sebuah habit.

Setiap hari tanpa jeda saya menulis. dan mulai tiga bulan yang lalu mempostingnya dalam blog ini.