Secara umum, manusia mengenal lima indera, kelima indera ini berfungsi untuk menangkap rangsangan untuk memahami dan meresepon lingkungan.
Kelima indra ini sangat penting untuk membantu interaksi dan menikmati pengalaman yang terjadi di sekitar.
Dalam media tulis, satu-satunya yang ada adalah teks, bagaimana caranya memberikan rangsangan kepada lima indera pembaca adalah tantangan penulis.
Pengelihatan, deskripsikan elemen visual. Gelap, terang, redup, berkilatan. Warna, tekstur dan bentuk-bentuk elemen cahaya yang menonjol.
Pendengaran, deskripsikan segala sesuatu yang bisa di dengarkan. Denting gelas, tetes air, suara mesin kopi, suara orang-orang berbicara pelan.
Penciuman, deskripsikan bau yang tercium, entah itu harumnya kopi, parfum, bau hujan, tanah, masakan.
Perasa, deskripsikan rasa yang terlibat, seperti manis permen, pedas jahe, asinnya keringat
Sentuhan, tekstur kasar halus, suhu panas dingin, apapun yang di rasakan. Dinginnya lantai, halusnya kulit, panasnya suhu tubuh.
Untuk menulis dengan kelima indera, yang perlu di lakukan adalah dengan bertanya tentang apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, apa yang kita cium, apa yang kita rasakan, dan apa yang kita sentuh.
Kemudian menuliskan menjadi satu kalimat.
Misalkan saya berada di sebuah kedai kopi.
Apa yang saya lihat, mesin kopi, barista sedang menyiapkan kopi, cahaya dari luar tidak terlalu terang, lampu ruangan menyala.
Apa yang saya dengar, suara desis mesin espresso, suara gelas, suara orang bicara pelan, suara timer oven, suara barista menyambut pelanggan, bunyi bel pintu
Apa yang saya cium, harum biji kopi bergabung aroma kayu manis dari roti.
Apa yang saya rasakan, pahitnya kopi, rasa mentega dari roti, sedikit rasa gula
Apa yang saya sentuh, hangat gelas kopi, pendingin ruangan yang sejuk.
Kemudian di gabungkankan menjadi kalimat dan paragraf.
Suara bel pintu dan sambutan barista menyambut aku ketika baru saja menutup pintu. Terangnya matahari diluar seketika redup, pendingin ruangan kafe ini cukup menurunkan suhu permukaan kulit. Mesin espresso berwarna merah, berdesis, mengeluarkan aroma kopi yang harum, tanda secangkir kopi sudah siap untuk di minum.
Aku memesan satu roti lapis khas perancis, aroma kayu manisnya cukup cukup untuk mengimbangi kopi pahit yang aku pesan. Aku raih gelas porselen tebal yang cukup membuat kopi terasa hangat.
Roti itu aku gigit perlahan, lapisannya terdengar renyah di mulutku, rasa mentega melumer di lidahku, di ikuti rasa manis mungkin ada sedikit gula.