Saya berjalan keluar dari tempat kos saya, di sebuah kota di ujung timur negeri ini.
Orang orang di sini mungkin terbiasa dengan kehidupan mereka yang keras. Guratan guratan ketegangan tidak mampu mereka sembunyikan dibalik wajah mereka yang cenderung putih bersih.
Mereka mungkin punya pertarungan pertarungan sendirj, entahlah.
Tapi saya yakin, mereka hanya perlu suatu hal kecil, sebuah senyuman, atau sekedar sapaan hangat yang membuat mereka terlihat.
Kebaikan kecil, tidak akan pernah membuat situasi menjadi buruk, justru bisa jadi itu akan membuat suatu perubahan.
Saya tidak pernah tahu, apa yang sudah di alami oleh orang yang saya sapa, tapi sekedar memberikan rasa bersahabat yang lembut, tidak akan pernah sia sia.
Tapi kadang kadang saya juga tidak mendapatkan respon yang baik. Kadang saya hanya tersenyum sendiri sambil berlalu.
Tapi saya tidak perduli, saya memilih untuk tetap melakukan itu, tetap menyebarkan kehangatan, walaupun belum tentu berbalas.
Biarkan saja tidak berbalas, saya hanya ingin perbuatan saya dapat meringankan beban orang lain, setidaknya mengingatkan mereka bahwa rasa persahabatan yang hangat masih ada.
Karena menurut saya, tidak ada orang yang akan mengingat seberapa kaya saya, mobil apa yang saya punya, apa pekerjaan saya, gelar, ijasah atau apapun.
Tapi mereka akan mengingat saya tentang bagaimana saya membuat mereka ada, terlihat, terdengar dan terasa.