Tidak sadar, bias self serving

Self-serving bias adalah kecenderungan manusia untuk menyalahkan faktor eksternal ketika mengalami hal-hal buruk dan memberi penghargaan pada diri sendiri ketika hal-hal baik terjadi.

Dalam kehidupan sosial, kita mungkin pernah menjumpai orang yang sering memuji dirinya sendiri saat sukses dan cenderung menyalahkan keadaan, kejadian, atau orang lain ketika mengalami kegagalan.

Ini disebut sebagai self-serving bias.

Sebagai contoh, ketika seseorang lulus ujian, self-serving bias percaya bahwa itu merupakan hasil belajar kerasnya.

Namun ketika gagal, mereka cenderung menyalahkan faktor luar, daripada melihat kemampuan dirinya sendiri.

Misalnya menganggap gurunya tidak mengajarinya dengan baik, suasana ruang ujian yang kurang kondusif, atau bahkan teman yang telah mengganggu belajarnya.

Perilaku self serving bias sering kali dikaitkan dengan mekanisme pertahanan citra dan harga diri yang positif.

Mengaitkan hal atau peristiwa positif dengan pencapaian pribadi dapat membangun kepercayaan diri dan citra diri yang baik kepada orang lain.

Sementara itu, menyalahkan kekuatan eksternal atas kegagalan dianggap dapat melindungi dan membebaskan diri dari tanggung jawab pribadinya.

Meskipun dapat membantu mendorong peningkatan harga diri seseorang, self-serving bias juga tidak menguntungkan secara keseluruhan.

Terus-menerus menyalahkan orang lain atau lingkungan atas kegagalan dan hanya menghargai hal-hal positif dapat dikaitkan dengan perilaku narsisme.

Ini justru dapat merusak hubungan sosial, baik di tempat kerja, tempat belajar, hubungan persahabatan, maupun dalam keluarga.

Yang bisa dilakukan untuk mengatasi perilaku self-serving bias adalah kesadaran.

Menyadari bagaimana cara kita mengambil keputusan selama ini dan mempertimbangkan semua faktor yang dapat menghindari mengambil keputusan yang gegabah.

Jadi apakah kita punya perilaku ini? atau justru tidak sadar telah mengakar kuat?